Rabu, 13 Februari 2013

My Story: Ku Tunggu Malaikatku Kembali2

Diposting oleh umihanikp di 06.11 0 komentar

Namun tak pernah terpikir di benakku sinar itu pula yang kan membakar hati ini. Bermula dari rasa kecemburuanku. Saat ia berniat untuk menemui seseorang yang pernah ada dihatinya. Yang dulu pernah menghiasi hari-hari Rendy sebelum aku hadir dalam hidupnya. Aku tahu meski sudah tidak ada apa-apa diantara mereka bukan berarti tidak terjadi apa-apa kan. Dan dengan keegoisanku, aku sempat tak mengijinkannya, tetapi ia tetap saja menemui mantan kekasihnya itu. Hampa, kesal, dan amarah seluruhnya ada dibenakku saat itu. Aku masih belum rela ketika ia menemui mantan kekasihnya itu. Rasanya hati ini seperti ditikam oleh pisau tajam, dan ini sangat melukai diriku. Seakan-akan diriku ingin memeluk erat tubuhnya agar ia tak bisa pergi kemanapun termasuk menemui mantan kekasihnya itu.

Entah, mungkin aku saja yang terlalu takut kehilangan malaikat tanpa sayapku itu, atau memang aku terlalu berlebihan dalam menjalin hubungan ini? Atau memang ini yang namanya cinta? Yang tidak merelakan orang yang dicintai bersama yang lain selain aku. Sempatku berdebat dengannya hanya karena hal ini, karena keegoisanku. Dan tanpa berpikir panjang, aku tidak sengaja mengucapkan kata-kata yang membuat ia tersinggung dan marah kepadaku. Mengungkit-ungkit masa laluku, yang pernah menghancurkan hidupku, dan yang pernah membuatku terpuruk. Karena itu ia meragukan cintaku, sempat tak percaya dengan perhatianku, kasih sayangku selama ini. Sempatku kecewa karnanya, tapi aku berusaha tuk tidak mendahulukan keegoisanku, aku memilih tuk mengalah dan meminta maaf. Memintanya untuk melupakan masalah ini. Karena aku tau aku yang salah. Aku terlalu egois, mementingkan kecemburuanku.
Tak kusangka kecemburuanku inilah yang membuat aku terjatuh, terperosok kedalam lubang yang dalam untuk kedua kalinya. Berusaha mencari celah agar dia bisa memaafkan aku. Mungkin rasa cintaku terlalu berlebihan, atau mungkin aku terlalu takut untuk kehilangan dirinya. Atau juga aku tidak mau peristiwa dulu kembali terulang, kembali merasakan sakitnya hati ditinggal pergi seseorang yang sangat aku cintai. Aku tak mau itu terjadi, karena aku sudah terlanjur mencintai dirinya. Dirinya seperti malaikat penolong bagiku, yang menolong aku disaat aku terpuruk dia membuatku bangkit kembali.
Untuk menebus kesalahanku, aku mencoba untuk melakukan hal yang sama yang dulu ia selalu lakukan. Aku berusaha untuk mencurahkan perhatianku yang lebih untuknya, seperti yang ia lakukan dulu, karena hal itu juga yang membuat hatiku luluh terhadapnya. Dan usahaku berbuah manis, oa memaafkanku. Setelah ia memaafkan diriku, aku berusaha untuk membuat ia lupa dengan masalah ini, mencoba memperbaiki hubungan kita yang sempat terganggu, menjadi harmonis lagi seperti dulu, saat pertama menjalin hubungan. Namun itu tak semudah yang kukira, sulit membuat ia lupa. Seperti ku harus berjalan sendiri menyusuri hutan dalam kegelapan malam, namun setidaknya aku masih membawa setitik cahaya yang sedikit demi sedikit membantuku menyusuri jalan itu. Dengan sabar aku mencoba untuk menemukan jalan keluar, dan lagi-lagi tak semudah yang ku kira. Rendy berubah, ia berbeda. Dia tak seperti Rendy yang dulu aku kenal. Kini sikapnya sangat dingin terhadapku, sedingin angin malam yang menembus kalbuku. Aku mencoba untuk sabar, siapa tahu dia akan kembali seperti dulu lagi. Namun setelah lama aku bersabar dia tak kunjung berubah. Bahkan ia lebih parah. Tak pernah lagi memberi kabar kepadaku. Andai saja dia tahu, bahwa hati ini tak tenang disaat ia tak memberi kabar.
Meskipun dia kini begitu kepadaku, tak pernah terbesit dipikiranku untuk meninggalkan dirinya, aku akan menunggu disini hingga aku tak mampu menunggu lagi. Meski terkadang hati ini rindu, rindu akan kasih sayangnya yang dulu slalu dia berikan kepadaku. Merindukan dirinya, seperti bunga merindukan matahari di musim hujan. Seandainya waktu dapat kembali terulang, hal pertama yang pasti aku minta adalah cintanya kepadaku seperti dulu dan aku juga berharap dia bukan orang yang sama membuat aku tertawa dan menangis.
Setelah sekian lama aku menunggu dan setelah sekian lama aku menahan air mata ini, akhirnya Rendy datang memberi kabar yang sudah kutunggu-tunggu sejak dulu, meski hanya lewat pesan singkat, tapi rasanya hati ini sudah merasa bahagia. Segera aku baca sebuah pesan singkat yang ku anggap sangat berharga itu. Dan isinyaa….
“Sayang. Aku mau ngomong sesuatu. Tapi sebelumnya aku minta maaf banget ya. Boleh enggak aku sayang sama kamu tapi juga sayang sama wanita lain? Kalau enggak iya terpaksa aku ngomong kata suram itu”

Senin, 11 Februari 2013

My Story: Ku Tunggu Malaikatku Kembali :)

Diposting oleh umihanikp di 07.44 2 komentar


Berawal dari sebuah keterpurukan, aku mencoba untuk bangkit, menata hidupku kembali. Meski terasa sulit untukku, aku mencoba membuka hati untuk laki-laki itu. Laki-laki yang bernama Rendy. Laki-laki yang dulu tak pernah kuanggap, dan yang belum pernah kutemui sebelumnya.  Aku mencoba menerimanya, agar bisa menyembuhkan luka dihatiku ini. Meski terkadang hati ini bilang tak mampu tapi apa daya aku tidak bisa terus seperti ini. Tapi tak ada maksud tuk menjadikan ia pelarianku, aku hanya ingin belajar untuk bisa mencintai orang lain lagi, meski itu terasa sulit.
Kisah ini dimulai tepat hari Senin di bulan September. Senin yang suram, penuh penderitaan. Disaat itu ia mulai mendekatiku, mencurahkan perhatiannya kepadaku. Aku mulai luluh karenanya. Bahkan ia membuat janji kepadaku.
“Ijinkan aku untuk terus menemani dirimu, dan kumohon cintai aku tanpa paksaan dan kecurigaan” ucapnya kepadaku
Aku tersenyum dan membalas perkataannya itu.
“Aku akan menyayangimu setulus hatiku, tanpa paksaan dan kecurigaan. Tapi jangan pernah pergi dariku” jawabku
“Iya sayang, aku nggak akan menduain atau pergi dari kamu kok” ucapnya kepadaku lagi.
Janji itu yang meyakinkan ku terhadap sosok Rendy. Aku sangat yakin untuk meneruskan hubungan ini dengannya. Meskipun di hatiku ini, aku masih takut untuk mencintainya.
         
Hari demi hari kulalui dengannya. Dan akhirnya aku merasakan kebahagiaan kembali. Aku mampu tersenyum karena dirinya. Ia seperti malaikat tanpa sayap yang membuat hari-hariku terasa berarti lagi. Tanpa air mata, hanya kebahagiaan yang kurasakan. Dan akhirnya cinta itu mulai tumbuh,mengakar dihatiku dan semakin kuat, layaknya sebuah pohon yang terus berkembang menjadi pohon yang besar. Sungguh hari-hariku menjadi terasa indah kulalui bersamanya. Meski tempat kita berjauhan, dan tak selalu bersama tapi kita menatap langit yang sama bukan. Aku selalu berusaha untuk terus menemuinya, entah bagaimanapun itu caranya. Dan disaat pertama kali ku berjumpa dengan dirinya, aku masih merasakan adanya rasa canggung dihatiku. Apalagi saat ia harus menemui kedua orangtuaku. Gugup, resah, dan takut yang kurasakan saat itu. Aku takut orangtuaku tak mengijinkan aku berpacaran dengannya, tetapi yang aku takutkan itu ternyata salah, orang tuaku menerima Rendy dengan baik. Hatiku sungguh lega saat itu.

          Sejak itu aku semakin dekat dengan dirinya, begitu pula orangtuaku mereka semakin mengenal sosok Rendy, tetapi ada satu masalah yang masih mengganjal dihatiku, tentang ayahku, yang belum sepenuhnya mengijinkan aku mempunyai hubungan dengan Rendy. Terkadang ayah melarangku untuk bertemu dengan pujaan hatiku itu. Dan meskipun terkadang harus menghadapi amarah dari ayahku, aku tidak menghiraukannya dan aku akan tetap selalu menemui Rendy. Aku rela hari-hariku dipenuhi oleh amarah ayahku, yang terpenting aku bisa menemui pujaan hatiku. Bisa bertemu dengannya adalah kebahagiaan yang tak terhitung harganya, karena aku seperti bertemu dengan sesosok malaikat dihadapanku. Aku yakin, suatu saat nanti entah kapan itu, ayahku bisa sepenuhnya mengijinkan aku memiliki hubungan dengan Rendy.

          Hari demi hari kami jalani, waktu demi waktu kami lalui. Tanpa kusadari tanggal 17 Oktober 2012 datang juga. Di tanggal itu tepat satu bulan hubungan kami. Di saat itupun kita mencoba untuk lebih saling terbuka, saling melengkapi kekurangan satu sama lain.
“Sayang, tidak terasa udah satu bulan kita jalin hubungan ini. Maaf kalo aku belum bisa jadi apa yang kamu mau. Kali ini aku akan ngasih satu permintaan. Apa yang kamu inginkan dariku?” Tanya Rendy kepadaku.
Aku merasa terharu saat itu, aku baru menyadari, dahulu aku sudah menyia-nyiakan orang yang menyayangiku padahal dia ada didekatku.
“Kamu selalu ada di dekatku sudah cukup bagiku” jawabku sambil menahan rasa haru.
“Kalo kamu, apa yang kamu inginkan dariku?” tanyaku kepadanya
“Aku tidak minta aneh-aneh dari kamu. Cukup sederhana saja, aku cuma ingin kamu selalu setia selamanya denganku. Meskipun suatu saat nanti kita kan berpisah, tapi biarlah waktu saja yang memisahkan kita berdua. Kamu mau kan?” jawabnya
“Tentu” jawabku
Satu bulan kami menjalin hubungan. Hubungan kita semakin hangat layaknya matahari yang sinarnya menyinari hari-hariku. 

Bersambung....
 

Diaryku Diarymu Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting