Berawal
dari sebuah keterpurukan, aku mencoba untuk bangkit, menata hidupku kembali.
Meski terasa sulit untukku, aku mencoba membuka hati untuk laki-laki itu.
Laki-laki yang bernama Rendy. Laki-laki yang dulu tak pernah kuanggap, dan yang
belum pernah kutemui sebelumnya. Aku
mencoba menerimanya, agar bisa menyembuhkan luka dihatiku ini. Meski terkadang
hati ini bilang tak mampu tapi apa daya aku tidak bisa terus seperti ini. Tapi
tak ada maksud tuk menjadikan ia pelarianku, aku hanya ingin belajar untuk bisa
mencintai orang lain lagi, meski itu terasa sulit.
Kisah
ini dimulai tepat hari Senin di bulan September. Senin yang suram, penuh
penderitaan. Disaat itu ia mulai mendekatiku, mencurahkan perhatiannya
kepadaku. Aku mulai luluh karenanya. Bahkan ia membuat janji kepadaku.
“Ijinkan aku untuk terus menemani dirimu, dan
kumohon cintai aku tanpa paksaan dan kecurigaan” ucapnya kepadaku
Aku tersenyum dan membalas perkataannya itu.
“Aku akan menyayangimu setulus hatiku, tanpa
paksaan dan kecurigaan. Tapi jangan pernah pergi dariku” jawabku
“Iya sayang, aku nggak akan menduain atau pergi
dari kamu kok” ucapnya kepadaku lagi.
Janji itu yang meyakinkan ku terhadap sosok
Rendy. Aku sangat yakin untuk meneruskan hubungan ini dengannya. Meskipun di
hatiku ini, aku masih takut untuk mencintainya.
Hari
demi hari kulalui dengannya. Dan akhirnya aku merasakan kebahagiaan kembali.
Aku mampu tersenyum karena dirinya. Ia seperti malaikat tanpa sayap yang
membuat hari-hariku terasa berarti lagi. Tanpa air mata, hanya kebahagiaan yang
kurasakan. Dan akhirnya cinta itu mulai tumbuh,mengakar dihatiku dan semakin
kuat, layaknya sebuah pohon yang terus berkembang menjadi pohon yang besar.
Sungguh hari-hariku menjadi terasa indah kulalui bersamanya. Meski tempat kita
berjauhan, dan tak selalu bersama tapi kita menatap langit yang sama bukan. Aku
selalu berusaha untuk terus menemuinya, entah bagaimanapun itu caranya. Dan
disaat pertama kali ku berjumpa dengan dirinya, aku masih merasakan adanya rasa
canggung dihatiku. Apalagi saat ia harus menemui kedua orangtuaku. Gugup,
resah, dan takut yang kurasakan saat itu. Aku takut orangtuaku tak mengijinkan
aku berpacaran dengannya, tetapi yang aku takutkan itu ternyata salah, orang
tuaku menerima Rendy dengan baik. Hatiku sungguh lega saat itu.
Sejak itu aku semakin dekat dengan
dirinya, begitu pula orangtuaku mereka semakin mengenal sosok Rendy, tetapi ada
satu masalah yang masih mengganjal dihatiku, tentang ayahku, yang belum
sepenuhnya mengijinkan aku mempunyai hubungan dengan Rendy. Terkadang ayah
melarangku untuk bertemu dengan pujaan hatiku itu. Dan meskipun terkadang harus
menghadapi amarah dari ayahku, aku tidak menghiraukannya dan aku akan tetap
selalu menemui Rendy. Aku rela hari-hariku dipenuhi oleh amarah ayahku, yang
terpenting aku bisa menemui pujaan hatiku. Bisa bertemu dengannya adalah
kebahagiaan yang tak terhitung harganya, karena aku seperti bertemu dengan
sesosok malaikat dihadapanku. Aku yakin, suatu saat nanti entah kapan itu,
ayahku bisa sepenuhnya mengijinkan aku memiliki hubungan dengan Rendy.
Hari
demi hari kami jalani, waktu demi waktu kami lalui. Tanpa kusadari tanggal 17
Oktober 2012 datang juga. Di tanggal itu tepat satu bulan hubungan kami. Di
saat itupun kita mencoba untuk lebih saling terbuka, saling melengkapi
kekurangan satu sama lain.
“Sayang, tidak terasa udah satu bulan kita jalin
hubungan ini. Maaf kalo aku belum bisa jadi apa yang kamu mau. Kali ini aku
akan ngasih satu permintaan. Apa yang kamu inginkan dariku?” Tanya Rendy
kepadaku.
Aku merasa terharu saat itu, aku baru menyadari,
dahulu aku sudah menyia-nyiakan orang yang menyayangiku padahal dia ada
didekatku.
“Kamu selalu ada di dekatku sudah cukup bagiku”
jawabku sambil menahan rasa haru.
“Kalo kamu, apa yang kamu inginkan dariku?”
tanyaku kepadanya
“Aku tidak minta aneh-aneh dari kamu. Cukup
sederhana saja, aku cuma ingin kamu selalu setia selamanya denganku. Meskipun
suatu saat nanti kita kan berpisah, tapi biarlah waktu saja yang memisahkan
kita berdua. Kamu mau kan?” jawabnya
“Tentu” jawabku
Satu bulan kami menjalin hubungan. Hubungan kita
semakin hangat layaknya matahari yang sinarnya menyinari hari-hariku.
Bersambung....
Bersambung....
2 komentar:
aku tauu
tau apa?
Posting Komentar